Aki (Belum) Bebas Perawatan
Pada dasarnya, aki terbagi menjadi tiga jenis: konvensional, hybrid dan maintenance free (MF). Nah, jenis ketiga inilah yang sering dikonotasikan sebagai aki kering. Dimana pemilik mobil tak perlu lagi melakukan rutinitas untuk menambahkan air aki secara berkala.
Karakteristik aki kering seperti inilah yang membuat fungsi serta penggunaannya cukup populer di kalangan pemilik mobil. Namun sebenarnya, aki MF sendiri masih dibagi lagi sesuai jenis elektrolit yang digunakannya: cairan elektrolit aki dan gel. Bisa jadi aki jenis ini cocok bagi Anda.
Sepintas aki kering (dry battery) memang mengacu pada bentuk fisiknya. Yup, dibandingkan jenis aki konvensional atau hybrid, aki ini memang relatif bersih dibanding keduanya.
Namun, benarkah ‘jeroan’nya kering? Secara teknis, ternyata aki kering sebenarnya tidak sepenuhnya kering. Penggunaan bahan timbal kalsium pada setiap pelat menjadi pembeda dengan akin konvensional atau hybrid.
Penggunaan cairan elektrolit aki tetap diperlukan pada aki maintenance free ini. Bahkan jumlah cairan elektrolitnya lebih banyak dari kedua jenis aki lainnya. Sistem sirkulasi serta cover yang memungkinkan elektrolisasi aki kering menjadi sempurna.
“Untuk meminimalkan penguapan, digunakan teknologi double cover dan multilabyrinth. Sementara vent plug dengan flame arrestor mencegah aki tidak meledak,” jelas Hadi Budiarto, General Manager PT Wacana Prima Sentosa, selaku distributor Massiv.
Intinya, sirkulasi dari kinerja elektrolit di atas bisa bekerja optimal dan minim penguapan. Sehingga, performa aki bisa lebih terjamin dalam memberi aliran listrik ke peranti lain di kendaraan.
Untuk penyekat antar sel, pengaplikasian kombinasi Polyethylene dan Fine Mesh Expended Grid lebih rapat. Sehingga mampu menghantarkan listrik lebih tinggi. Selain itu, jaringan positif dan negatifnya terbuat dari campuran timah dan kalsium.
Unsur ini memberikan daya konsumsi elektrolit yang efisien. Alhasil, dalam pemakaian normal tidak diperlukan penambahan air aki hingga masa akhir usia aki.
Selain itu, penggunaan gel sebagai pengganti air aki membuat sebutan aki kering lebih dikenal di masyarakat. Cara kerjanya seperti baterai pada umumnya dan banyak diaplikasikan di negara beriklim dingin seperti di Eropa ataupun Amerika. Temperatur dingin inilah memungkinkan kinerja gel bekerja optimal. Tak heran bila mobil-mobil Eropa kerap membuatkan ruang aki yang terpisah dari ruang mesin. Hal ini untuk menghindari penguapan berlebih.
Bila pada aki jenis konvensional, terjadi penguapan pada air akinya akan berakibat berkurangnya debit. Sementara pada aki kering, penguapan gel relatif lebih lama dan bila sudah di pengujung usia, biasanya bakal mengering. Sehingga fungsi sebagai pengantar elektrolit di tiap sel mulai terhambat.
Alhasil, umur pakai aki kering bakal berakhir dan memberi sinyal agar segera diganti dengan yang baru.
Bebas perawatan
Kunci dari perawatan aki, rutinitas pengecekan terhadap kondisi air. Singkatnya, aktivitas memeriksa ataupun menambah cairan ke tangki aki menjadi aktivitas setiap bulan, terutama pada aki jenis konvensional. Bila tidak, dijamin usia aki tidak maksimal pemakaiannya.
Nah, untuk aki kering tidak demikian. Wajar, kalau aki ini juga dikenal aki maintenance free alias bebas perawatan.
Toh bukan berarti Anda terbebas dari rutinitas itu. Memeriksa indikator serta kebersihan kutub aki tetap menjadi opsi melakukan perawatan. Meski tidak serutin konvensional ataupun hybrid, sekadar melihat performa secara fisik menjadi hal yang wajar.
Hanya saja, Anda perlu memperhatikan kondisi ektrem temperatur di sekeliling aki. Dan ini dapat dijadikan bahan pertimbangan.
Kondisi ‘stop and go’ di kemacetan serta iklim panas khas negara khatulistiwa, membuat kinerja aki kering kian ekstra. Maklum suhu mesin dan sekitarnya juga meningkat dan berpengaruh pada usia kerja aki itu sendiri.
Bagaimana cara kerjanya?
Secara umum, cara kerja aki sebenarnya merupakan proses elektrosasi antara hidrogen dan oksigen dan terlepas sebagai gas. Sperti halnya aki konvensional, tambahan air juga dibutuhkan untuk menjaga performa optimal aki. Hanya saja penggunaan timbal kalsium pada pelat mereduksi sejumlah electrolysis.
Sementara tambahan air jauh lebih banyak ketimbang normal untuk menjaga kestabilan pasokan plus hantaran listrik tiap pelat. Nah, sepanjang pemakaian normal, tidaklah diperlukan penambahan air aki. Sebaliknya, bila kondisi dan temperatur ektrem, penambahan air dimungkinkan dengan membuka cover atas untuk memperpanjang usia aki.
Pada dasarnya, aki terbagi menjadi tiga jenis: konvensional, hybrid dan maintenance free (MF). Nah, jenis ketiga inilah yang sering dikonotasikan sebagai aki kering. Dimana pemilik mobil tak perlu lagi melakukan rutinitas untuk menambahkan air aki secara berkala.
Karakteristik aki kering seperti inilah yang membuat fungsi serta penggunaannya cukup populer di kalangan pemilik mobil. Namun sebenarnya, aki MF sendiri masih dibagi lagi sesuai jenis elektrolit yang digunakannya: cairan elektrolit aki dan gel. Bisa jadi aki jenis ini cocok bagi Anda.
Sepintas aki kering (dry battery) memang mengacu pada bentuk fisiknya. Yup, dibandingkan jenis aki konvensional atau hybrid, aki ini memang relatif bersih dibanding keduanya.
Namun, benarkah ‘jeroan’nya kering? Secara teknis, ternyata aki kering sebenarnya tidak sepenuhnya kering. Penggunaan bahan timbal kalsium pada setiap pelat menjadi pembeda dengan akin konvensional atau hybrid.
Penggunaan cairan elektrolit aki tetap diperlukan pada aki maintenance free ini. Bahkan jumlah cairan elektrolitnya lebih banyak dari kedua jenis aki lainnya. Sistem sirkulasi serta cover yang memungkinkan elektrolisasi aki kering menjadi sempurna.
“Untuk meminimalkan penguapan, digunakan teknologi double cover dan multilabyrinth. Sementara vent plug dengan flame arrestor mencegah aki tidak meledak,” jelas Hadi Budiarto, General Manager PT Wacana Prima Sentosa, selaku distributor Massiv.
Intinya, sirkulasi dari kinerja elektrolit di atas bisa bekerja optimal dan minim penguapan. Sehingga, performa aki bisa lebih terjamin dalam memberi aliran listrik ke peranti lain di kendaraan.
Untuk penyekat antar sel, pengaplikasian kombinasi Polyethylene dan Fine Mesh Expended Grid lebih rapat. Sehingga mampu menghantarkan listrik lebih tinggi. Selain itu, jaringan positif dan negatifnya terbuat dari campuran timah dan kalsium.
Unsur ini memberikan daya konsumsi elektrolit yang efisien. Alhasil, dalam pemakaian normal tidak diperlukan penambahan air aki hingga masa akhir usia aki.
Selain itu, penggunaan gel sebagai pengganti air aki membuat sebutan aki kering lebih dikenal di masyarakat. Cara kerjanya seperti baterai pada umumnya dan banyak diaplikasikan di negara beriklim dingin seperti di Eropa ataupun Amerika. Temperatur dingin inilah memungkinkan kinerja gel bekerja optimal. Tak heran bila mobil-mobil Eropa kerap membuatkan ruang aki yang terpisah dari ruang mesin. Hal ini untuk menghindari penguapan berlebih.
Bila pada aki jenis konvensional, terjadi penguapan pada air akinya akan berakibat berkurangnya debit. Sementara pada aki kering, penguapan gel relatif lebih lama dan bila sudah di pengujung usia, biasanya bakal mengering. Sehingga fungsi sebagai pengantar elektrolit di tiap sel mulai terhambat.
Alhasil, umur pakai aki kering bakal berakhir dan memberi sinyal agar segera diganti dengan yang baru.
Bebas perawatan
Kunci dari perawatan aki, rutinitas pengecekan terhadap kondisi air. Singkatnya, aktivitas memeriksa ataupun menambah cairan ke tangki aki menjadi aktivitas setiap bulan, terutama pada aki jenis konvensional. Bila tidak, dijamin usia aki tidak maksimal pemakaiannya.
Nah, untuk aki kering tidak demikian. Wajar, kalau aki ini juga dikenal aki maintenance free alias bebas perawatan.
Toh bukan berarti Anda terbebas dari rutinitas itu. Memeriksa indikator serta kebersihan kutub aki tetap menjadi opsi melakukan perawatan. Meski tidak serutin konvensional ataupun hybrid, sekadar melihat performa secara fisik menjadi hal yang wajar.
Hanya saja, Anda perlu memperhatikan kondisi ektrem temperatur di sekeliling aki. Dan ini dapat dijadikan bahan pertimbangan.
Kondisi ‘stop and go’ di kemacetan serta iklim panas khas negara khatulistiwa, membuat kinerja aki kering kian ekstra. Maklum suhu mesin dan sekitarnya juga meningkat dan berpengaruh pada usia kerja aki itu sendiri.
Bagaimana cara kerjanya?
Secara umum, cara kerja aki sebenarnya merupakan proses elektrosasi antara hidrogen dan oksigen dan terlepas sebagai gas. Sperti halnya aki konvensional, tambahan air juga dibutuhkan untuk menjaga performa optimal aki. Hanya saja penggunaan timbal kalsium pada pelat mereduksi sejumlah electrolysis.
Sementara tambahan air jauh lebih banyak ketimbang normal untuk menjaga kestabilan pasokan plus hantaran listrik tiap pelat. Nah, sepanjang pemakaian normal, tidaklah diperlukan penambahan air aki. Sebaliknya, bila kondisi dan temperatur ektrem, penambahan air dimungkinkan dengan membuka cover atas untuk memperpanjang usia aki.
No comments:
Post a Comment